Di dunia pengembangan web, banyak pengembang pemula sering bertanya: lebih baik menggunakan jQuery atau JavaScript murni? Pertanyaan ini muncul karena keduanya bisa melakukan hal yang sama — memanipulasi elemen HTML, menangani event, dan membuat interaksi dinamis di halaman web. Namun, di balik kesamaannya, ada perbedaan signifikan dalam cara kerja, performa, dan fleksibilitas. Artikel ini akan membahas secara lengkap perbandingan jQuery vs JavaScript murni, kelebihan dan kekurangannya, serta kapan sebaiknya digunakan untuk memastikan kamu memilih teknologi yang paling efisien untuk proyekmu.
Apa Itu JavaScript Murni?
JavaScript murni (vanilla JavaScript) adalah bentuk asli dari JavaScript tanpa menggunakan library atau framework tambahan.
Artinya, semua fungsi dan sintaks berasal langsung dari bahasa JavaScript itu sendiri.
JavaScript merupakan bahasa inti di balik interaksi web modern. Semua framework dan library populer seperti React, Vue, Angular, bahkan jQuery sekalipun dibangun di atas dasar JavaScript murni.
Contoh sederhana menampilkan pesan ketika tombol diklik menggunakan JavaScript murni:
<button id="klikSaya">Klik Saya</button>
<script>
document.getElementById("klikSaya").addEventListener("click", function() {
alert("Halo dari JavaScript Murni!");
});
</script>
Kode ini menunjukkan bagaimana JavaScript menangani event tanpa bantuan library eksternal.
Apa Itu jQuery?
jQuery adalah pustaka (library) JavaScript yang dibuat untuk menyederhanakan kode JavaScript dalam manipulasi DOM, animasi, AJAX, dan penanganan event. Dirilis pada tahun 2006 oleh John Resig, jQuery menjadi sangat populer karena waktu itu JavaScript murni masih kompleks dan tidak konsisten antar browser.
Dengan jQuery, kode JavaScript yang biasanya panjang dan rumit bisa disingkat menjadi beberapa baris saja.
Contoh kode yang sama dengan jQuery:
<button id="klikSaya">Klik Saya</button>
<script src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/3.7.1/jquery.min.js"></script>
<script>
$("#klikSaya").click(function() {
alert("Halo dari jQuery!");
});
</script>
Cukup satu baris untuk menambahkan event click tanpa harus memanggil fungsi addEventListener().
Mengapa jQuery Dulu Sangat Populer?
Sebelum munculnya ES6 (ECMAScript 2015) dan dukungan browser modern, menulis JavaScript murni sangat sulit karena perbedaan sintaks antar browser (misalnya antara Internet Explorer dan Chrome).
jQuery hadir sebagai solusi dengan:
-
Sintaks yang sederhana dan konsisten di semua browser.
-
Dukungan AJAX yang mudah digunakan.
-
Efek animasi dan manipulasi DOM yang efisien.
Karena itulah, jQuery sempat menjadi standar de facto di hampir semua proyek web selama lebih dari satu dekade.
Namun, seiring berkembangnya JavaScript dan browser modern, banyak fitur jQuery kini sudah tersedia langsung di JavaScript murni.
Perbandingan jQuery vs JavaScript Murni
Berikut tabel perbandingan antara jQuery dan JavaScript murni dari berbagai aspek penting:
| Aspek | jQuery | JavaScript Murni |
|---|---|---|
| Ukuran File | Harus memuat library eksternal (±90KB minified) | Tidak perlu file tambahan |
| Kecepatan | Sedikit lebih lambat karena ada lapisan tambahan | Lebih cepat karena dijalankan langsung |
| Sintaks | Singkat dan mudah dibaca | Lebih panjang tapi kini lebih rapi dengan ES6 |
| Kompatibilitas Browser | Sangat baik, termasuk browser lama | Modern browser sudah mendukung mayoritas fitur |
| Kemudahan Penggunaan | Lebih mudah untuk pemula | Butuh pemahaman DOM dan event handling |
| Fitur Tambahan | Animasi, AJAX, efek, dll. | Harus dibuat manual atau pakai API bawaan |
| Ketergantungan | Bergantung pada file jQuery eksternal | Tidak ada ketergantungan tambahan |
| Cocok Untuk | Proyek cepat, legacy system | Web modern, performa tinggi |
Contoh Perbandingan Langsung
Mari lihat contoh nyata manipulasi DOM menggunakan keduanya:
Mengubah teks elemen HTML
Dengan jQuery:
$("#judul").text("Selamat Datang di Website Saya!");
Dengan JavaScript Murni:
document.getElementById("judul").textContent = "Selamat Datang di Website Saya!";
Menambahkan Class pada Elemen
Dengan jQuery:
$("#kotak").addClass("aktif");
Dengan JavaScript Murni:
document.getElementById("kotak").classList.add("aktif");
Membuat Animasi Sederhana
Dengan jQuery:
$("#gambar").fadeOut(1000);
Dengan JavaScript Murni:
document.getElementById("gambar").style.transition = "opacity 1s";
document.getElementById("gambar").style.opacity = "0";
Dari contoh di atas, terlihat bahwa jQuery jauh lebih ringkas, tetapi JavaScript murni kini juga bisa melakukan hal yang sama dengan kode yang relatif mudah.
Kapan Harus Menggunakan jQuery?
Meskipun JavaScript murni kini sudah sangat kuat, jQuery masih relevan di beberapa kasus tertentu.
Gunakan jQuery jika:
-
Proyek Legacy (lama):
Jika kamu bekerja pada proyek lama yang sudah terlanjur memakai jQuery, menulis ulang seluruh kode menjadi JavaScript murni bisa berisiko dan memakan waktu. -
⚡ Prototipe Cepat:
Untuk proyek kecil atau demo cepat, jQuery mempermudah pembuatan fitur tanpa harus mengatur banyak konfigurasi. -
Kompatibilitas Maksimum:
Jika target pengguna masih memakai browser lama seperti Internet Explorer 9 ke bawah, jQuery akan lebih stabil. -
Animasi dan Efek Ringan:
jQuery memiliki fungsi animasi bawaan seperti.fadeIn(),.slideToggle(), atau.animate()yang mudah digunakan tanpa library tambahan.
Kapan Harus Menggunakan JavaScript Murni?
Gunakan JavaScript murni jika:
-
Fokus pada performa dan efisiensi:
JavaScript murni lebih cepat karena dijalankan langsung tanpa library tambahan. -
Membangun aplikasi modern:
Framework seperti React, Vue, dan Angular sudah berbasis JavaScript murni, jadi jQuery tidak lagi dibutuhkan. -
Tidak ingin ketergantungan eksternal:
Mengurangi ketergantungan terhadap library pihak ketiga meningkatkan keamanan dan kontrol penuh terhadap kode. -
Belajar dasar pemrograman web:
Memahami JavaScript murni penting agar kamu bisa memahami cara kerja framework dan library dengan lebih baik.
Kombinasi: jQuery dan JavaScript Murni Bersama
Tidak ada aturan yang melarang kamu menggunakan keduanya sekaligus. Dalam beberapa kasus, developer mengombinasikan jQuery untuk interaksi cepat dan JavaScript murni untuk logika kompleks atau modul ES6.
Namun, pastikan untuk tidak mencampur terlalu banyak gaya coding agar kode tetap konsisten dan mudah dirawat.
Tips untuk Developer Modern
-
Gunakan jQuery versi terbaru (3.x) jika masih perlu kompatibilitas tinggi.
-
Gunakan ES6 JavaScript seperti
querySelector(),fetch(), danclassListkarena sudah setara fitur jQuery. -
Jika sering offline atau di jaringan terbatas, pertimbangkan untuk menyimpan file jQuery lokal agar tidak tergantung pada CDN.
Kesimpulan
Baik jQuery maupun JavaScript murni memiliki kelebihan masing-masing. jQuery unggul dalam kesederhanaan dan kompatibilitas lintas browser, sementara JavaScript murni lebih unggul dalam performa, fleksibilitas, dan pengembangan aplikasi modern.
➡️ Gunakan jQuery untuk proyek lama, cepat, atau ringan.
➡️ Gunakan JavaScript murni untuk aplikasi modern dan jangka panjang.
Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing, kamu bisa menentukan pilihan terbaik untuk setiap proyek tanpa kehilangan efisiensi dan kecepatan pengembangan.