Dalam dunia pengembangan aplikasi modern, database menjadi tulang punggung sistem penyimpanan data. Hampir semua aplikasi — mulai dari website, sistem keuangan, hingga media sosial — membutuhkan database untuk mengelola data pengguna, transaksi, dan aktivitas. Namun, tidak semua database sama. Ada berbagai jenis database dengan fungsi, struktur, dan keunggulannya masing-masing. Artikel ini akan membahas jenis-jenis database populer seperti MySQL, PostgreSQL, MongoDB, SQLite, dan MariaDB, serta kelebihan utama dari masing-masing agar kamu bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan proyekmu.
Apa Itu Database?
Secara sederhana, database adalah kumpulan data yang tersimpan secara terorganisir sehingga dapat diakses, diperbarui, dan dikelola dengan mudah. Dalam pengembangan aplikasi, database berfungsi untuk menyimpan berbagai informasi seperti:
-
Data pengguna (username, email, password)
-
Transaksi penjualan
-
Konten artikel atau produk
-
Riwayat aktivitas aplikasi
Database sendiri dibagi menjadi dua kategori besar:
-
Relasional (SQL) — menggunakan tabel dan relasi antar data.
-
Non-relasional (NoSQL) — menggunakan struktur dokumen, key-value, atau graf.
Mari kita bahas masing-masing jenis database populer dari kedua kategori ini.
MySQL
MySQL adalah salah satu database relasional paling populer di dunia. Banyak digunakan dalam pengembangan website dan aplikasi berbasis PHP seperti WordPress, Laravel, dan CodeIgniter.
Kelebihan MySQL:
-
Gratis dan open-source.
MySQL tersedia secara bebas dan terus dikembangkan oleh komunitas global. -
Stabil dan andal.
Banyak digunakan untuk proyek skala kecil hingga besar, termasuk oleh perusahaan besar seperti Facebook dan YouTube. -
Dukungan ekosistem luas.
Hampir semua platform web hosting mendukung MySQL secara default. -
Mendukung replikasi dan clustering.
Fitur ini berguna untuk meningkatkan kinerja dan ketersediaan data.
Cocok digunakan untuk:
-
Website dan blog berbasis PHP.
-
Aplikasi e-commerce atau manajemen data tradisional.
Contoh query sederhana di MySQL:
CREATE TABLE users ( id INT AUTO_INCREMENT PRIMARY KEY, nama VARCHAR(100), email VARCHAR(100) );
PostgreSQL
PostgreSQL sering disebut sebagai “database relasional paling canggih di dunia”. Ia mendukung SQL standar sekaligus fitur tambahan seperti JSON, full-text search, dan data geospasial (PostGIS).
Kelebihan PostgreSQL:
-
Mendukung transaksi yang kompleks.
PostgreSQL memiliki sistem ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability) yang kuat untuk menjaga integritas data. -
Dapat digunakan untuk data terstruktur maupun semi-terstruktur.
Mendukung penyimpanan data JSON seperti halnya database NoSQL. -
Ekstensi yang fleksibel.
Pengguna dapat menambah fungsi kustom dengan bahasa seperti Python, PL/pgSQL, atau C. -
Lebih aman dan stabil.
Cocok untuk aplikasi berskala besar yang membutuhkan reliabilitas tinggi.
Cocok digunakan untuk:
-
Sistem keuangan dan perbankan.
-
Aplikasi enterprise dan analisis data besar (data warehouse).
MongoDB
MongoDB merupakan database NoSQL yang menggunakan format dokumen berbasis JSON (BSON). Tidak menggunakan tabel seperti MySQL, melainkan koleksi (collections) dan dokumen (documents).
Kelebihan MongoDB:
-
Struktur data fleksibel.
Tidak perlu mendefinisikan skema tabel seperti di SQL — cocok untuk proyek dengan struktur data dinamis. -
Kinerja tinggi.
Dapat menangani volume data besar dengan kecepatan baca/tulis tinggi. -
Skalabilitas horizontal.
Mudah dikembangkan dengan sistem distributed (sharding). -
Integrasi mudah dengan bahasa modern.
Terintegrasi dengan JavaScript, Node.js, Python, dan framework modern seperti Express atau Next.js.
Cocok digunakan untuk:
-
Aplikasi web modern berbasis JavaScript (MEAN/MERN stack).
-
Proyek yang membutuhkan kecepatan dan fleksibilitas tinggi, seperti aplikasi real-time atau data streaming.
Contoh struktur data di MongoDB:
{
"nama": "Arvian",
"email": "arvian@mail.com",
"usia": 29
}
SQLite
SQLite adalah database ringan yang tidak memerlukan server terpisah untuk dijalankan. Semua data disimpan dalam satu file di sistem lokal.
Kelebihan SQLite:
-
Ringan dan mudah digunakan.
Tidak perlu instalasi server, cocok untuk pengujian lokal atau aplikasi kecil. -
Portabel.
File database bisa dipindahkan ke perangkat lain dengan mudah. -
Cepat dan efisien.
Ideal untuk aplikasi mobile dan desktop yang tidak membutuhkan sistem client-server.
Cocok digunakan untuk:
-
Aplikasi mobile (Android, iOS).
-
Proyek kecil atau aplikasi desktop lokal.
Contoh:
SQLite digunakan di banyak aplikasi Android untuk menyimpan data pengguna secara offline.
MariaDB
MariaDB adalah hasil fork dari MySQL yang dikembangkan oleh pendirinya setelah akuisisi oleh Oracle. Tujuannya adalah mempertahankan sifat open-source dan kinerja tinggi dari MySQL.
Kelebihan MariaDB:
-
Kompatibel dengan MySQL.
Query, struktur, dan sintaksnya hampir sama, sehingga mudah migrasi dari MySQL ke MariaDB. -
Lebih cepat dan efisien.
Menawarkan peningkatan performa pada operasi baca/tulis. -
Dukungan plugin lebih banyak.
Termasuk sistem penyimpanan baru dan enkripsi data. -
Gratis dan dikembangkan komunitas.
Cocok digunakan untuk:
-
Proyek yang sebelumnya menggunakan MySQL.
-
Server database untuk website dan aplikasi yang membutuhkan kestabilan tinggi.
Redis (Bonus: Database In-Memory)
Berbeda dari database tradisional, Redis menyimpan data di memori (RAM), bukan di disk. Hal ini membuatnya sangat cepat.
Kelebihan Redis:
-
Kecepatan luar biasa.
Ideal untuk caching, antrian (queue), dan session management. -
Mendukung berbagai struktur data.
Seperti string, list, hash, dan set. -
Cocok untuk real-time data processing.
Cocok digunakan untuk:
-
Aplikasi dengan kebutuhan real-time (chat, game, notifikasi).
-
Sistem caching untuk mempercepat respon website.
Bagaimana Memilih Database yang Tepat?
Pemilihan database tergantung pada jenis aplikasi dan kebutuhan skalanya.
Berikut panduan singkat:
| Kebutuhan | Rekomendasi Database |
|---|---|
| Website sederhana | MySQL / MariaDB |
| Aplikasi besar dan kompleks | PostgreSQL |
| Aplikasi real-time / modern JS | MongoDB |
| Mobile app / ringan | SQLite |
| Caching & real-time | Redis |
Jika kamu sering bekerja offline atau di lingkungan tanpa koneksi internet stabil, kamu bisa menggunakan database secara lokal. Untuk itu, unduh versi offline installer dari MySQL, PostgreSQL, atau MongoDB agar bisa melakukan pengujian tanpa perlu koneksi internet. Hal ini sangat membantu saat mengembangkan website secara offline (localhost) menggunakan XAMPP atau Laragon.
Kesimpulan
Setiap database memiliki kelebihan dan tujuan penggunaan yang berbeda.
-
MySQL unggul dalam kestabilan dan kemudahan.
-
PostgreSQL kuat untuk data kompleks dan analitik.
-
MongoDB fleksibel untuk aplikasi modern.
-
SQLite ringan untuk proyek kecil.
-
MariaDB cepat dan tetap open-source.
Memahami karakteristik masing-masing database akan membantumu memilih solusi terbaik sesuai kebutuhan proyek. Baik untuk aplikasi web, mobile, atau enterprise, penggunaan database yang tepat akan membuat sistem lebih cepat, efisien, dan mudah dikelola.